SEJARAH LINUX
Sejarah Linux diawali dari pengembangan sistem yang bernama UNIX
oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie (Biografi
ada di ilmukomputer.com) yang berasal dari AT&T
Bell labs, pada tahun 1968. Karena tujuan UNIX
adalah sistem operasi yang multi user dan multi tasking, maka UNIX ditulis
ulang dengan menggunakanbahasa C (sebelumnya
menggunakan bahasa B). Hal ini memungkinkan untuk didevelop ke berbagai
platform hardware tanpa perlu harus menuliskan kode yang spesifik. Sehingga
develop itu masih terus bertahan sampai saat ini.
Bell melisensikan sistem operasi ini kebeberapa institusi, salah satunya ke
departemen Ilmu Komputer Universitas Berkeley California, yang akhirnya menghasilkan beberapa cloning UNIX
dengan kode BSD (Berkeley Software
Distribution) ProfessorAndrew Tanenbaum telah mengembangan
sistem operasi Unix yang dapat berjalan pada personal computer yaitu MINIX (Mini
UNIX). Namun sistem ini tidak memiliki seluruh fungsi UNIX yang diinginkan
mahasiswa saat itu, terutama untuk mahasiswa bernama Linus
Trovalds.
Linux muncul pada tahun 1991 yang dikembangkan oleh mahasiswa yang bernama Linus Trovalds dengan tujuan membuat sistem operasi gratis dengan kemapuan seperti UNIX tetapi kompatibel dengan PC. September 1991, Linux diluncurkan pertama kali dengan panjang source code 10.239 lines versi 0.01. Perkembangan berikutnya adalah versi 0.95 yang dianggap rilis paling penting, karena mampu menjalankan X Windows System. Pada tanggal 9 Mei 1996, TUX diresmikan sebagai maskot Linux yang dibuat oleh Larry Ewing sesuai dengan pernyataan “Linus likes penguins”. Nama TUX sendiri diambil dari Trovalds Unix untuk menghormati Linus Trovalds sebagai pengembang Linux.
Pada awalnya Linux diluncurkan dibawah lisensi yang melarang komersialitas. Tetapi pada perkembangannya, Linus Trovalds mengubah lisensinya menjadi GNU General Public License. Lisensi mengijinkan distribusi atau bahkan penjualan versi Linux yang sudah dimodifikasi tetapi dengan catatan bahwa semua distribusi tersebut haras dibawah lisensi GNU GPL dan harus dengan source code programnya.
Linux memiliki beberapa kelebihan setara dengan UNIX, antara lain:
1. Multi Thread
2. Multi User
3. Multi Processing
4. Manajemen Memori yang bagus
5. Sekuritas
6. File System stabil
7. Ketersedian source code
8. Tersedia dlam versi livecd
Macam-macam linux :
1. Fedora Core 4
Linux muncul pada tahun 1991 yang dikembangkan oleh mahasiswa yang bernama Linus Trovalds dengan tujuan membuat sistem operasi gratis dengan kemapuan seperti UNIX tetapi kompatibel dengan PC. September 1991, Linux diluncurkan pertama kali dengan panjang source code 10.239 lines versi 0.01. Perkembangan berikutnya adalah versi 0.95 yang dianggap rilis paling penting, karena mampu menjalankan X Windows System. Pada tanggal 9 Mei 1996, TUX diresmikan sebagai maskot Linux yang dibuat oleh Larry Ewing sesuai dengan pernyataan “Linus likes penguins”. Nama TUX sendiri diambil dari Trovalds Unix untuk menghormati Linus Trovalds sebagai pengembang Linux.
Pada awalnya Linux diluncurkan dibawah lisensi yang melarang komersialitas. Tetapi pada perkembangannya, Linus Trovalds mengubah lisensinya menjadi GNU General Public License. Lisensi mengijinkan distribusi atau bahkan penjualan versi Linux yang sudah dimodifikasi tetapi dengan catatan bahwa semua distribusi tersebut haras dibawah lisensi GNU GPL dan harus dengan source code programnya.
Linux memiliki beberapa kelebihan setara dengan UNIX, antara lain:
1. Multi Thread
2. Multi User
3. Multi Processing
4. Manajemen Memori yang bagus
5. Sekuritas
6. File System stabil
7. Ketersedian source code
8. Tersedia dlam versi livecd
Macam-macam linux :
1. Fedora Core 4
Pada semester pertama 2003, Red Hat
mengumumkan untuk tidak lagi menjual produk konsumennya secara terpisah, dan
melepasnya sebagai unit semi otonom yang diberi nama Red Hat Linux Project.
Proyek ini melanjutkan produksi versi konseumen, tapi kali ini sebagai produk
gratis yang melibatkan komunitas Linux.
Fedora Core adalah distro besutan Red
Hat Project setelah bergabung dengan Fedora Project, sebuah proyek komunitas
yang mengkhususkan diri membuat berbagai paket aplikasi untuk dijalankan di Red
Hat Linux.
Melihat sejarahnya, Fedora Core jelas
merupakan hasil evolusi dari Red Hat Linux yang berhenti di versi 9. Karena
hasil evolusi, Fedora Core memiliki penampilan, “rasa”, dan fungsionalitas khas
Red Hat Linux.
Fedora Core 4, dirilis tanggal 13 Juni
2005, adalah rilis terbaru dari Fedora Project yang menawarkan banyak perbaikan
dan feature baru dibanding versi pendahulunya. Fedora Core 4 memuat semua
update software terbaru, termasuk GNOME 2.10 dan KDE 3.4 yang semakin cantik
dan menunjang kinerja.
Fedora Core 4 dapat dibakar ke empat
keping CD atau sebuah DVD. Distro ini tidak menggunakan live CD dan harus
diinstall ke harddisk. Instalasi Fedora Core 4 mudah, dan tidak banyak berubah
dari rilis sebelumnya. Fedora menggunakan installer Anaconda yang berbasis grafik
sehingga mudah diikuti. Distro ini juga dapat bekerja dengan baik di berbagai
spesifikasi sistem tanpa perlu ngoprek di command line. Kabar baik untuk para
pengguna komputer Apple, Fedora Core 4 kini mendukung penuh arsitektur CPU
PowerPC, sehingga dapat dijalankan di prosesor Apple G3, G4, bahkan G5. Dengan
begitu, kini pengguna Apple memiliki alternatif sistem operasi yang stabil
selain Mac OS X.
2. Suse
SUSE Linux adl salah
satu distro Linux utama yg dibuat di Jerman. SUSE Linux aslinya merupakan
terjemahan dlm bhs Jerman dr Slackware. Perusahaannya sekarang ini dimiliki
oleh Novel, Inc. S.u.S.E adl singkatan dr kalimat dlm bhs Jerman “Software- und
System-Entwicklung” (“Perangkat lunak & pengembangan sistem”), tetapi
ada informasi tdk resmi yg mengatakan bahwa S.u.S.E dihubungkan dgn ilmuwan
komputer Jerman Konrad Zuse.
SUSE LINUX termasuk distro yang paling
dihormati sebagai penyedia solusi dan teknologi unggul di dunia sistem operasi
open source. Distro asal Jerman ini memiliki tim developer terbesar di dunia
yang telah banyak berjasa mengangkat nama SUSE sebagai solusi Linux paling
lengkap saat ini. Pada tahun 2003, SUSE LINUX resmi diakuisisi oleh Novell,
Inc.
SUSE Linux Professional (SLP) 9.3 adalah
sebuah distro sistem operasi desktop yang mengundang decak kagum saat dicoba.
Distro ini memiliki semua aplikasi Linux yang kemungkinan besar dibutuhkan oleh
semua orang. Berbagai aplikasi itu kemudian disajikan dengan pilihan antarmuka
KDE Atau GNOME yang terbaru.
Yang perlu diingat adalah sejak awal
adalah SUSE LINUX punya reputasi sebagai distro yang bukan diperuntukkan buat
pengguna awam. Jadi, jangan mengharapkan distro ini akan semudah Xandros atau
Linspire. Tidak perlu takut untuk mencobanya mengingat lengkapnya dokumentasi
yang tersedia untuk distro ini, hanya saja distro ini mungkin lebih tepat untuk
developer, seorang power user, atau seseorang yang tertarik untuk mencoba
sampai sejauh mana desktop Linux dapat digunakan.
Sebagai distro Linux high-end, SLP 9.3
dapat dijalankan di Pentium berkecepatan rendah dengan memory minimal 128MB dan
ruang harddisk 500MB. Tentu saja yang disarankan adalah prosesor minimum
Pentium 1GHz, memory 256MB, dan harddisk 2,5GB.
3. Ubuntu 5.04
Ubuntu mengambil
namanya dari bahasa Afrika Kuno. Menurut situs Ubuntu (www.ubuntulinux.org),
nama Ubuntu bermakna “kemanusiaan bagi sesama”. Distro ini lahir dari keinginan
para pengembang Linux untuk menyajikan sebuah distro Linux yang mudah dipakai,
handal, berkualitas, dan gratis. Ubuntu dapat dipakai baik untuk mesin yang
berfungsi sebagai server maupun sebagai komputer desktop. Distro ini juga
mendukung aneka prosesor yang ada di pasaran seperti Intel x86, AMD64, dan
PowerPC.
Proyek Ubuntu (Ubuntu Project)
disponsori oleh Canonical Ltd. Para peminat Ubuntu bisa memesan CD Ubuntu dalam
jumlah yang mereka inginkan secara gratis dengan cara mengunjungi situs Ubuntu.
Namun, para peminat Ubuntu juga bisa melakukan download file image Ubuntu
(dalam bentuk file .iso) dengan cara mengunjungi alamat
www.ubuntulinux.org/download/. Berhubung Ubuntu didistribusikan dalam dua CD,
pastikan Anda mendapatkan atau men-download file image yang sesuai dengan
keperluan. Sebagai informasi, versi install CD merupakan distro Ubuntu yang
dikhususkan untuk dipasang dalam harddisk. Sementara versi Live CD merupakan
distro Ubuntu yang dikhususkan untuk dijalankan secara langsung via CD-ROM
tanpa perlu di-install lagi ke dalam harddisk.
Ubuntu 5.04 Hoary Hedgehog merupakan
versi terbaru sistem operasi ini. Sistem operasi ini membutuhkan komputer
dengan spesifikasi prosesor dari keluarga x86 (Intel 486, Pentium, Pentium II,
III, dan 4), AMD, atau VIA (dahulu Cyrix), kartu grafis VGA dengan kedalaman
256 warna atau lebih tinggi, RAM 128MB atau lebih tinggi, sebuah CD-ROM drive,
dan ruang harddisk sekitar 1 gigabyte atau lebih tinggi (jika akan dipasang
dalam harddisk). Spesifikasi ini merupakan kebutuhan dasar untuk menjalankan
modus grafis dalam Ubuntu. Jika pengguna lebih suka dengan modus teks,
spesifikasi komputer yang diperlukan bisa lebih rendah lagi daripada
spesifikasi tersebut.
berarti “aku adl aku krn keberadaan kita
semua”. Tujuan dr distribusi Linux Ubuntu adl membawa semangat yg terkandung di
dlm Ubuntu ke dlm dunia perangkat lunak. Ubuntu saat ini mendukung berbagai
arsitektur komputer spt PC (Intel x86), PC 64-bita (AMD64)
4. Knoppix 3.8
Knoppix boleh
dikatakan sebagai pelopor Live CD, yakni sistem operasi yang bisa langsung
dijalankan dan dipakai tanpa instalasi. Sistem operasi ini dirintis oleh
sekumpulan programer dan pengguna Linux dari Jerman. Menurut situs resminya di
http://knoppix.com/, Knoppix bisa dipakai sebagai sistem siap pakai untuk
keperluan sehari-hari, untuk kepentingan edukasi dan demo produk di sekolah
atau perguruan tinggi, atau sebagai perkakas untuk perbaikan (recovery). Dengan
menggunakan metode dekompresi secara on the fly, sebuah CD berkapasitas sekitar
700MB bisa dipakai untuk menjalankan sistem Linux lengkap berkapasitas 2
gigabyte.
Berbeda dengan Ubuntu yang mengandakan
Gnome sebagai antarmuka grafisnya, Knoppix menggunakan KDE versi 3.32 sebagai
antarmuka grafis default-nya. Dalam hal versi, distro ini hanya memiliki satu
file image untuk di-download, yakni versi Live CD. Jika pengguna ingin memasang
Knoppix ke dalam harddisk-nya, mereka bisa memanfaatkan perkakas yang telah
disediakan dalam versi tersebut. Saat ini, versi terbaru Knoppix adalah 4.0.
Sayangnya, pada saat artikel ini ditulis, versi ini baru tersedia untuk bahasa
Jerman dan dikemas dalam sekeping DVD. Sementara untuk bahasa Inggris, versi
terbaru Knoppix adalah 3.9.
Knoppix dapat dipasang dalam komputer
dengan spesifikasi prosesor berbasis Intel atau kompatibelnya (486 atau lebih
tinggi), RAM berkapasitas sekitar 128MB untuk menjalankan modus grafis dengan
KDE dan aneka aplikasi perkantoran, sebuah CD-ROM drive tipe
IDE/ATAPI/USB/SCSI/Firewire), sebuah kartu grafis standar VGA, mouse dengan
konektor PS/2, serial, atau USB, dan harddisk berkapasitas 1GB atau lebih
tinggi (jika akan dipasang dalam harddisk). Jika pengguna hanya ingin
menjalankan Knoppix dalam modus teks, kebutuhan RAM dan harddisk tentu saja
akan lebih rendah daripada spesifikasi tersebut.
5. PC Linux OS
PCLinuxOS adalah distro Linux yang lahir
pada musim panas 2003 dan awalnya dikembangkan dari Mandrake (sekarang
Mandriva) 9.2. Saat itu Mandrake masih menggunakan kernel versi 2.4, devfs, dan
XFree86. Dalam dua tahun ini, telah berevolusi menjadi sebuah distro yang sama
sekali baru sebagaimana Mandriva berkembang meninggalkan akar RedHatnya.
PCLinuxOS Preview 9 yang terbaru telah menggunakan Kernel 2.6.11-oci11 yang
bekerja sempurna dengan desktop KDE 3.4.1. KDE 3.4.1 sendiri memanfaatkan
backend hal/dbus untuk memudahkan automounting perangkat seperti usb key,
cdrom, kamera, dan scanner.
PCLinuxOS disebarkan dalam bentuk live
CD. Ini berarti Anda tidak perlu meng-install PCLinuxOS ke dalam harddisk.
Cukup masukkan CDnya dan boot dari CDROM. Dalam waktu sekitar lima menit ,Anda
sudah dapat menggunakannya. PCLinuxOS akan meng-uncompress data dari CD sambil
jalan sehingga Anda dapat menikmati berbagai program yang berukuran sekitar 2
gigabyte. PCLinuxOS akan berjalan di memori dan memungkinkan Anda untuk mengakses
seluruh komputer, membakar CD, menyimpan ke harddisk, menikmati hiburan digital
atau berselancar di web. Live CD berarti portabilitas alias membawa lingkungan
sistem yang sudah Anda kenal dengan baik kemanapun anda pergi.
6. Linux Xnuxer
Masih ingat Dani
Firmansyah? Pria bernama alias Xnuxer ini sempat membuat heboh karena mengubah
tampilan situs resmi KPU saat Pemilu. Juli lalu, Dani mengumumkan peluncuran
distro Linux hasil oprekannya. Distro yang menurut Dani dikerjakan sendirian
selama 7 hari 7 malam itu diberi nama Xnuxer Linux versi 1. Distro ini
disebarkan dalam bentuk live CD yang dapat dijalankan tanpa instalasi.
Xnuxer Linux dibangun di atas fondasi
distro Debian Sarge 3.1 dan Knoppix 3.9. “Konsep yang diaplikasikan di Xnuxer
Linux adalah membuat Linux bisa digunakan dengan mudah oleh end-user dengan
mempercantik tampilan KDE tanpa mengurangi kinerja” begitu dipaparkan oleh Dani.
Harapan Dani sepertinya tercapai. Anda
dapat menikmati sendiri KDE dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Lebih
sederhana dan membuat Linux terlihat mudah. Mereka yang sudah terbiasa dengan
Windows kemungkinan besar tetap “merasa di rumah” saat mencoba Linux Xnuxer.
7. Mandrake 10.0
Mandrake merupakan
salah satu ditribusi Linux bahkan yang pertama menerapkan konsep sistem operasi
dengan antarmuka grafis yang sangat “bersahabat” dengan penggunanya.
Proyek distribusi Linux ini sebenarnya
sudah dimulai Mandrake sejak tahun 1998. Dengan konsentrasi pengembangan Linux
yang lebih mudah, Mandrake telah mengubah momok “menyeramkan” Linux yang
awalnya penuh dengan konfigurasi rumit menggunakan perintah baris menjadi
distribusi Linux yang menawarkan lebih banyak kemudahan.
Perubahan serta penambahan beberapa
feature baru terus dilakukan Mandrake dari waktu ke waktu. Bahkan untuk
menandainya, Mandrake mengubah keseluruhan nama distribusi menjadi Mandriva.
Hingga kini nama Mandriva digunakan sebagai kelanjutan pengembangan distribusi
Linux Mandrake.
Versi distribusi Linux terakhir yang
dirilis oleh Mandriva adalah 10. Masih bercirikhas kemudahan antarmuka pengguna
yang dimiliki distribusi Mandrake terdahulu, Mandriva 10 juga dibekali dengan
Linux kernel 2.6.3.
Instalasi distribusi Linux yang satu ini
terbilang sangat mudah. Sebelum Mandrake dikembangkan, pengguna yang akan
menginstall Linux diharuskan mengerti setidaknya cara mengkompilasi kernel
Linux dan modul yang terkait dengan kernel tadi. Terkadang proses ini memakan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Hal ini disadari oleh beberapa pengembang
distibusi Linux lain seperti RedHat dan Suse. Mereka mulai mengembangkan sebuah
antarmuka instalasi linux.